BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Dalam
kajian islam, akidah bearti tali pengikat batin manusia dengan yang diyakininya
sebagai tuhan yang esa yang patut disembah dan pencipta serta pengatur alam
semesta ini. Akidah sebagai sebuah kenyakinan kepada hakikat yang nyata yang tidak menerima keraguan dan bantahan.
Apabila kepercayaan terhadap hakikat sesuatu itu masih ada unsur keraguan dan
kebimbangan, maka tidak disebut akidah. Jadi akidah itu harus kuat dan tidak
ada kelemahan yang membuka celah untuk dibantah.
Dalam
Hadis Nabi Saw, menjawab pertanyaan Malaikat Jibril mengenai Iman Dengan
Mengatakan: “Bahwa engkau beriman kepada Allah, kepada malaikat-malaikatNya,
kitab-kitabNya, rasul-rasulNya dan hari Akhirat. Dan juga engkau beriman kepada
qadar, yang baik dan yang buruk.” (HR.Bukhari)
B.
Rumusan
Masalah
1. Apa
pengertian akidah?
2. Apa
saja prinsip-prinsip akidah?
3. Apa
saja metode-metode peningkatan kualitas akidah?
4. Apa
saja manfaat mempelajari ilmu akidah?
C.
Tujuan
1. Menjelaskan
pengertian akidah
2. Menyebutkan
beberap prinsip akidah
3. Menyebutkan
dan menjelaskan metode peningkatan kualitas akidah
4. Menjelaskan
beberapa manfaat mempelajari ilmu akidah
BAB II PEMBAHASAN
1. Pengertian Akidah
Dalam kamus Al-munawwir
, secara etimologis , aqidah berasal dari kata berarti simpul , ikatan
, perjanjian yang kokoh . Setelah di bentuk menjadi aqidah berarti keyakinan .
Relevansi antara arti kata عَقْد dan عَقِيْدَة adalah keyakinan itu
tersimpul dengan dengan kokoh dalam hati , bersifat mengikat dan mengandung
perjanjian . Sedangkan menurut sumber lain , aqidah kata yang kini sudah
menjadi bagian dari kosakata bahasa Indonesia , berasal dari Bahasa Arab yang
memiliki arti yang di percayai hati
Kata akidah berakar dari kata
al-akdu yang bermakna menghubungkan menjadi satu dari semua ujung benda
sehingga menyatu dan menjadi kuat yang sulit dibuka ikatan tersebut.
Berikut
ini beberapa pendapat para ulama mengenai ilmu akidah:
1. Syekh Muhammad abduh mengungkapkan bahwa
ilmu akidah adalah ilmu yang mempelajari tenang wujud allah, tentang
sifat-sifat yang wajib tetap ada padanya, juga membahas tentang rasul-rasulnya,
meyakinkan mereka, meyakinkan apa yanag wajib ada pada mereka, apa yang boleh
dihubungkan pada diri mereka dan apa yang terlarang menghubungkan pada mereka.
2. Menurut ibnu khaldun, ilmu akidah adalah
ilmu yang mempelajari kepercayaan-kepercayaan iman dengan dalil- dalil akal dan
mengemukakan alasan- alasan untuk menolak kepercayaan yang bertentangan dengan
kepercayaan golongan salaf dan ahli sunnah
3. Syek husien menyatakan bahwa ilm akidah
adalah ilmu yang membeirakan bagaimana menetapkan kepercayaan –kepercayaan
keagamaan (islam) dengan bukti- bukti yang yakin.
4. Menuru syekh hasan banna, ilmu akidah
adalah beberapa perkara yang wajib diyakini kebenarannya oleh hati,
mendatangkan ketentraman jiwa, menjadi keyakinan yang tidak bercampur
sedikitpun dengan keraguan- keraguan.
5. Menurut Mahmud syaltut, akidah adalah
suatu system kepercayaan dalam islam, yakni sesuatu ang harus diyakini sebelum
apa- apa, dan sebelum melakukan apa-apa, tanpa ada keraguan sedikitpun, dan
tanpa ada unsure ang mengganggu kebersihan keyakinan. [1]
Akidah
berasal dari bahasa arab, yaitu ‘Aqada, Ya’qidu, Uqdatan dan ‘Aqidatan yang artinya
suatu ikatan dengan yang lain, sehingga menjadi satu kesatuan yang tidak dapat
dipisahkan. Jika masih dapat dipisahkan bearti belum ada pengikat dan sekaligus
bearti belum ada akidahnya. Dalam pembahasan yang masyhur akidah diartikan
sebagai iman, kepercayaan atau keyakinan.
Dalam
kajian islam, akidah bearti tali pengikat batin manusia dengan yang diyakininya
sebagai tuhan yang esa yang patut disembah dan pencipta serta pengatur alam
semesta ini. Akidah sebagai sebuah kenyakinan kepada hakikat yang nyata yang tidak menerima keraguan dan bantahan.
Apabila kepercayaan terhadap hakikat sesuatu itu masih ada unsur keraguan dan
kebimbangan, maka tidak disebut akidah. Jadi akidah itu harus kuat dan tidak
ada kelemahan yang membuka celah untuk dibantah.
Dalam
Hadis Nabi Saw, menjawab pertanyaan Malaikat Jibril mengenai Iman Dengan
Mengatakan: “Bahwa engkau beriman kepada Allah, kepada malaikat-malaikatNya,
kitab-kitabNya, rasul-rasulNya dan hari Akhirat. Dan juga engkau beriman kepada
qadar, yang baik dan yang buruk.” (HR.Bukhari)
Berdasarkan
hadis tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa rukun iman ada enam:
1. Iman Kepada Allah
2. Iman Kepada Malaikat Allah
3. Iman Kepada Kitab-Kitab Allah
4. Iman Kepada Rasul-Rasul Allah
5. Iman Kepada Hari Akhir
6. Iman Kepada Qada’ dan Qadar.[2]
2. Prinsip-Prinsip Akidah
Akidah islam memiliki
prinsip-prinsip dasar yang harus dijadikan pedoman bagi kaum muslimin,
diantaranya sebagai berikut:
a. Bersumber dari Alqur’an dan Al-Hadis
Akidah
islam bukan hasil rekayasa perasaan dan pemikiran manusia, melaikan suatu
ajaran langsung dari Allah Swt. untuk diamalkan oleh manusia, sebagaimana
dijelaskan dalam firman Allah Swt Surat An-Najm ayat 3-4,
$tBur ß,ÏÜZt Ç`tã #uqolù;$# ÇÌÈ ÷bÎ) uqèd wÎ) ÖÓórur 4Óyrqã ÇÍÈ
Artinya:
“Dan
tidaklah yang diucapkannya itu (Al-Qur’an) menurut keinginannya. Tidak lain
(Al-Qur’an itu) adalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya).” (Q.S.An-Najm:3-4)
b. Tidak berbeda atau menyimpang dengan
akidah yang diajarkan oleh para nabi dan rasul Allah terdahulu
Para nabi dan rasul
Allah yang diutus oleh Allah Swt, sebelum nabi Muhammad Saw. Mengajarkan Akidah
yang sama dengan Akidah islam yang diajarkan Nabi Muhammad Saw kepada umatnya,
sumber ajaran mereka juga sama, yaitu wahyu yang diturunkan oleh Allah Swt,
kepada mereka. Jadi isi ajaran (akidah) yang disampaikan oleh para nabi dan
rasul sejak zaman nabi Adam a.s. sampai dengan Nabi Muhammad Saw, juga sama,
yaitu ajaran tauhidullah (islam). Di antara mereka tidak ada perbedaan dalam
menyampaikan dan mengajarkan akidah kepada umatnya masing-masing.
Perhatikan firman Allah Swt berikut
ini
!$tBur $uZù=yör& `ÏB Î=ö6s% `ÏB @Aqߧ wÎ) ûÓÇrqçR Ïmøs9Î) ¼çm¯Rr& Iw tm»s9Î) HwÎ) O$tRr& Èbrßç7ôã$$sù ÇËÎÈ
Artinya: “Dan Kami tidak mengutus seorang Rasulpun sebelum kamu
melainkan Kami wahyukan kepadanya: "Bahwasanya tidak ada Tuhan (yang hak)
melainkan Aku, Maka sembahlah olehmu sekalian akan aku".(QS.AL-Anbiya)
c. Meluruskan Akidah-akidah yang telah
diselewengkan
Akidah
Islam yang diajarkan Nabi Muhammad Saw, bukan akidah yang baru atau merombak
akidah yang telah diajarkan oleh para nabi dan Rasul Allah terdahulu, melaikan
hanya meluruskan ajaran akidah yang telah diselewengkan oleh para umat nabi dan
rasul sebelumnya. Seperti usaha-usaha unat yahudi yang dengan sengaja bermaksud
menyelewengkan akidah islam yang diajarkan oleh Nabi Sulaiman bin Daud a.s.
mereka (Yahudi) ilmu sihir kepada setiap orang dan mengatakan bahwa ajaran
sihir itu mereka terima dari Nabi Sulaiman a.s., yang dengan sihir itu sulaiman
mendapatkan takhta kerajaan seumur hidupnya.
Pernyataan
umat yahudi tersebut jelas tidak benar, sebab, tidak mungkin Nabi Sulaiman a.s
mengajarkan sihir kepada umatnya. Beliau tahu bahwa sihir itu perbuatan setan
dan orang memiliki serta mempercayainya termasu orang yang mengingkari Tuhan.
d. Memupuk dan mengembangkan dasar-dasar
fitrah ketuhanan yang telah ada sejak lahir
Manusia lahir di dunia
ini dibekali dengan naruli ketuhanan. Naruli ketuhanan itu mendorong seseorang
untuk menemukan Tuhannya. Disamping itu, manusia juga dibekali akal pikiran,
yang dengannya mampu mencari hakikat Tuhannya sesuai dengan batas-batas
kekuatan akalnya. Tidak sedikit manusia yang tersesat jalan pikirannya sehingga
tidak dapat menemukan hakikat Tuhan yang dicarinya. Oleh sebab itu Akidah Islam
diajarkan agar dapat membimbing manusia menemukan hakikat Tuhannya dengan
selamat dan penuh kenyakinan.
e. Menghindari Manusia dari kemusyrikan
Agar
manusia tidak terjerumus ke dalam kemusyrikan, perlu adanya tuntunan yang jelas
tentang kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Kemungkinan manusia
terjerumus pada kemusyrikan selalu terbuka, pada setiap waktu dan di setiap
tempat, baik secara terbuka maupun tersembunyi. Jadi akidah islam diturunkan
sebagai pedoman bagi manusia agar tidak tergelincir ke jurang kemusyrikan
tersebut, sebab perbuatan syirik sekecil apapun benar-benar dilarang oleh Allah
Swt.
Perhatikan
Firman Allah :
¨bÎ) ©!$# w ãÏÿøót br& x8uô³ç ¾ÏmÎ/ ãÏÿøótur $tB tbrß y7Ï9ºs `yJÏ9 âä!$t±o 4 `tBur õ8Îô³ç «!$$Î/ Ïs)sù #utIøù$# $¸JøOÎ) $¸JÏàtã ÇÍÑÈ
Artinya: Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan
Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang
dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, Maka sungguh ia telah
berbuat dosa yang besar.[3]
3.
Metode-metode
peningkatan kualitas akidah
Berikut
adalah beberapa cara atau metode meningkatkan akidah dan keimanan agar akidah
tetap kokoh dan tak tergoyahkan oleh suatu apapun.
a. Memperbanyak membaca dan memahami
Alqu’arn
Alqur’an diturunkan oleh allah swt.
sebagai petunjuk dan pedoman hidup bagi manusia, juga sebagai obat dan rahmat
bagi orang-orang yang beriman. Didalamnya terdapat banyak pelajaran dan hikmah
yang harus dipahami dan dihayati oleh manusia agar hati tetap bersih serta
akidah tetap kokoh dan tidak mudah tergoyahkan oleh berbagai godaan dan cobaan
yang menimpa hidupnya. Oleh karena itu, memperbanyak membaca alqur’an seraya
memahami dan menghayati makna yang terkandung didalam alqur’an merupakan
keharusan bagi setiap muslim.
b. Menghayati keagungan Allah melalui
ayat-ayatNya, baik ayat q uraniyah
maupun ayat kauniyah
Ayat-ayat
Allah ada dua macam, yaitu ayat quraniyah dan ayat kauniyah. Adapun yang
dimaksud dengan ayat qur’aniyah ialah firman allah yang terdapat didalam
Alqur’an, sedangkan yang dimaksud ayat kauniyah ialah segala ciptaan Allah yang
terdapat dialam semesta ini.
c. Memperdalam ilmu-ilmu agama dan
ilmu-ilmu yang dapat menghantarkan kita merasa takut kepada Allah Swt
Ilmu agama merupakan cahaya yang dapat
menghantarkan pemiliknya menuju kebenaran dan ketaatan kepada Allah Sw.
Memperdalam ilmu-ilmu Agama dan ilmu-ilmu lainnya merupakan keharusan bagi
setiap muslim sehingga ia dapat melakukan ibadah kepada Allah Swt. dengan baik
dan benar sesuai dengan tuntunan Allah dan rasulnya.
d. Memperbanyak dzikir kepada Allah baik
Zikir qauliyah maupun zikir haliyah
Zikir artinya mengingat Allah, baik
dalam ucapan maupun perbuatan. Zikir juga dapat diartikan sebagai suatu kondisi
sadar tentang adanya Allah didalam dirinya zikir terbagi dua, yaitu zikir
qauliyah ialah segala ucapan yang dimaksudkan untuk mengagungkan Allah Swt.
sedangkan zikir haliyah ialah segala perbuatan yang dimaksudkan untuk beribadah
kepada Allah Swt.
e. Perbanyak mengingat kematian agar tidak
terlena oleh kehidupan duniawi
Mengingat ingat kematian dapat mendorong
kita untuk menjauhi perbuatan maksiat kepada Allah Swt., dapat pula membuat
kita tidak terlena oleh kelezatan duniawi yang semakin merangsang dan menggoda
banyak hal yang dapat mengingat kita terhadap mati, misalnya menjnguk orang
sakit, ta’ziyah dan menghatanrkan keliang lahat.
f. Memperbanyak amal soleh sesuai tuntunan
al-quran dan as-sunah
Amal soleh adalah perbuatan, ucapan, dan
tindakan yang mengandung kebaikan, baik bagi pelakunya maupun bagi orang lain.
Dalam alqur’an, allah selalu menggandengkan amal soleh dengan keimanan dalam
setiap ayatnya. Hal itu menujukan betapa pentingnya kedudukan amal soleh bagi
peningkatan aqidah dan keimanan seseorang. Dalam ayat
g. Memperbanyak ibadah, baik mahdoh maupun
ghair mahdoh
Ibadah
banyak macamnya ada ibadah fisik seperti puasa, ibadah materi seperti zakat,
ibadah lisan seperti zikir dan do’a, serta ada pula yang merupakan gabungan
dari semuanya yaitu ibadah haji.
h. Perbanyak mengingat hari akhirat dengan
meninggalkan angan-angan yang panjang tentang kehidupan di dunia.
Kehidupan didunia ini ada batasannya
tidak ada yang abadi selain allah swt. manusia harus ingat dan sadar bahwa
hari-hari yang dilaluinya akan berakhir dengan datangnya hari kiamat.
i.
Memperbanyak
mengisab diri sebelum diri dihisab oleh allah swt.
Kebanyakan manusia suka melihat
kesalahan orang lain, tapi jarang mengitung kesalahan dan do’a diri sendiri.
Padahal, semakin sering menghisab diri, kita akan mengetahui seberapa banyak
amal soleh yang telah dilakukan dan seberapa besar dosa yang diperbuat. Ayat
j.
Perbanyak
berdo’a kepada allah agar diberi kekuatan akidah dan ketetapan iman
Doa adalah kekuatan yang luar biasa yang
dimiliki oleh seorang hamba. Oleh sebab itu, memperbanyak do’a kepada allah
swt. sama dengan berbuat ibadah dan mendekatkan diri kepadanya.[4]
4. Manfaat mempelajari ilmu aqidah
a. Sebagai sumber dan motifator perbuatan
kebajikan dan keutamaan.
b. Membimbing manusia kejalan yang benar,
sekaligus mendorong mereka untuk mengerjakan ibadah penuh dengan keikhlasan.
c. Mengeluarkan jiwa manusia dari
kegelapan, kekacauan dan kegoncangan hidup yang dapat menyesatkan.
d. Menghantarkan manusia kepada
kesempurnaan lahir dan batin.
e. Memupuk dan melahirkan kesehatan mental
seseorang.
f. Memberikan pengajaran dan pendidikan
ilmu tauhid.
g. Memupuk dan membentuk kepribadian
manusia.[5]
BAB
III PENUTUP
A. Kesimpulan
Akidah
sebagai sebuah kenyakinan kepada hakikat yang nyata yang tidak menerima keraguan dan bantahan.
Apabila kepercayaan terhadap hakikat sesuatu itu masih ada unsur keraguan dan
kebimbangan, maka tidak disebut akidah. Jadi akidah itu harus kuat dan tidak
ada kelemahan yang membuka celah untuk dibantah.
Akidah islam memiliki
prinsip-prinsip dasar yang harus dijadikan pedoman bagi kaum muslimin,
diantaranya sebagai berikut:
a. Bersumber dari Alqur’an dan Al-Hadis
b. Tidak berbeda atau menyimpang dengan
akidah yang diajarkan oleh para nabi dan rasul Allah terdahulu
c. Meluruskan Akidah-akidah yang telah
diselewengkan
Berikut
adalah beberapa cara atau metode meningkatkan akidah dan keimanan agar akidah
tetap kokoh dan tak tergoyahkan oleh suatu apapun.
a. Memperbanyak membaca dan memahami
Alqu’arn
b. Menghayati keagungan Allah melalui
ayat-ayatNya, baik ayat q uraniyah
maupun ayat kauniyah
c. Memperdalam ilmu-ilmu agama dan
ilmu-ilmu yang dapat menghantarkan kita merasa takut kepada Allah Swt
Sedangkan
Manfaat mempelajari ilmu aqidah yaitu sebagai berikut:
a. Sebagai sumber dan motifator perbuatan
kebajikan dan keutamaan.
b. Membimbing manusia kejalan yang benar,
sekaligus mendorong mereka untuk mengerjakan ibadah penuh dengan keikhlasan.
c. Mengeluarkan jiwa manusia dari
kegelapan, kekacauan dan kegoncangan hidup yang dapat menyesatkan.
d. Menghantarkan manusia kepada
kesempurnaan lahir dan batin.
e. Memupuk dan melahirkan kesehatan mental
seseorang.
f. Memberikan pengajaran dan pendidikan
ilmu tauhid.
Memupuk dan membentuk kepribadian
manusia.
DAFTAR PUSTAKA
Modul Hikmah
Membina Kreatifitas dan Prestasi,Akik
Pusaka.
Sy,Wahid. Akidah Akhlak
Madrasah Aliya kelas x,Bandung: Armico 2010.
Thahari,fuad.Buku
Siswa Akidah Akhlak Madrasah Aliyah.Jakarta:Kementrian Agama 2014.
Dirbas.blogspot.com/20/07/pengertian-tujuan-dan
manfaat-ilmu_30.html?m=1/ pada hari rabu tanggal 25 maret 2015,pukul 11.00 wib.
[1] Modul Hikmah Membina Kreatifitas dan Prestasi, hlm.4-5
[2]Fuad Thahari Buku Siswa Akidah Akhlak Madrasah Aliyah,hlm.4-6
[3] Wahid Sy. Akidah Akhlak Madrasah Aliya kelas x semestrer 1 dan
2,hlm.2-4
[4] Ibid,hlm.5-9
[5] Dirbas.blogspot.com/20/07/pengertian-tujuan-dan
manfaat-ilmu_30.html?m=1/ pada hari rabu tanggal 25 maret 2015,pukul 11.00 wib
Tidak ada komentar:
Posting Komentar